Pengamatan Phylum Arthropoda


Pengamatan Hewan Yang Termasuk Dalam Phylum Arthropoda

Nadya Ledi Saputri
Tadris Biologi, FTIK IAIN Jember
NIM: T20158014
ABSTRAK
Pada praktikum taksonomi hewan kali ini kami melakukan pengamatan pada spesies yang termasuk ke dalam filum arthropoda. Tujuan praktikum ini di lakukan adalah untuk mengetahui morfologi serta klasifikasi dari hewan-hewan yang masuk ke dalam filum arthropoda. Pada praktikum ini kami menggunakan spesies berupa laba-laba, udang, belalang dan kupu-kupu, setelah melakukan praktikum ini kami lebih mengetahui morfologi serta klasifikasi hewan yang kami teliti. Hasil yang kami dapatkan dari praktikum ini bahwa dalam filum arthropoda terdapat banyak spesies salah satunya adalah hewan yang kami amati saat praktikum kali ini.

Kata kunci: arthropoda / klasifikasi / morfologi

.


PENDAHULUAN
Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vermes dan Filum Arthropoda. Yang termasuk filum vermes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes, dan Annelida. Sedangkan yang termasuk filum Arthropoda yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Kita sebagai makhluk ciptaannya patut bersyukur dengan apa yang telah di ciptakannya. Di bumi ini, keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu mengklasifikasikannya untuk mempermudah dalam memepelajarinya. Klasifikasi bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut. Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang dipelajari serta mempermudah dalam penaman nama ilmiah.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan.
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).
Hasil fertilisasi berupa telur cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput. Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).



METODE PENELITIAN
Pada praktikum kami ini kami menggunakan bahan spesimen udang, laba-laba, kupu-kupu dan belalang. Menggunakan alat penelitian berupa kaca lup, alat tulis, baki spesimen, pinset dan tisu. Penelitian ini mula-mula di lakukan dengan mengambil udang, laba-laba, kupu-kupu serta belalang dan kemudian kami taruh di atas baki objek, kemudian kami amati morfologi fisik luar, depan dan belakang dari masing-masing hewan tersebut, selanjunya kami mulai menggambar pada laporan sementara. Kami menggambar bagian-bagian fisik dari hewan tersebut setelah kami gambar kemudian kami beri keterangan pada gambar sesuai dengan apa yang ami amati pada saat itu. Tahap terakhir kami mencari klasifikasi hewan-hewan tersebut pada sumber yang ada.


HASIL
Dari praktikum pegamatan ini kami memperoleh hasil sebagai berikut :
1.       Laba-Laba






Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas                : Arachnida
Ordo                : Arancae
Famili              : Pholcidae
Genus              : Pholcus
Spesies             : p. palangiodes

Morfologi dari laba-laba :
a.       Panjang ubuh sekitar 9 mm
b.      Panjang kaki sekita 9 cm
c.       Panjang keseluruhan 10 cm
d.      Berwarna htam dan memiliki bintik kuning pada tubuh bagian daam dan pada kaki nya.

2.       Belalang


Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas                : Insecta
Ordo                : Orttioptera
Famili              : Pyrgomorphidae
Genus              : Atractomorpha
Spesies             : Aractomopha cyienulyta

Morfologi dari belalang :
a.       Berwarna hijau
b.      Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, thorax dan abdomen
c.       Memiliki kaki 3 pasang
d.      Memiliki sayap 2 pasang
e.       Besar kaki belakang dan kaki depan berbeda.

3.       Kupu-Kupu

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas                : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Nymphalidae
Genus              : Vanessa vabricus
Spesies             :

Morfologi dari kupu-kupu :
a.       Panjang badan 2,5 cm
b.      Panjang sayap keseluruhan 4 cm
c.       Panjang sayap belakang 2,8 cm
d.      Panjang sayap depan 1,2 cm
e.       Panjang antena 1,4 cm
f.        Memiliki sepasang mata
g.      Lebar abdomen

4.       Udang


Klasifikasi ;
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas                : Crustacea
Ordo                : Decapoda
Famili              : Penaeidae
Genus              : Penaeus
Spesies             : Penaeus sp

Morfologi dari udang :
a.       Tubuh memanjang danmemiliki warna putih ke merahan
b.      Mmiliki pleopods 5 pasang
c.       Memiliki perepods 6 pasang
d.      Panjang badan 6 cm
e.       Panjang kepala 5 cm
f.        Panjang atena 15, cm




PEMBAHASAN

Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis. Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat.
Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.
Dalam Agama Islam, Belalang adalah salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati masih dihalalkan untuk dimakan, bersama Ikan 
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungailaut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawarair payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.
Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuhempat pasang kaki, tak bersayap, dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengkingketonggengtungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi. Araneae adalah ordo terbesar dalam arachnida dan peringkat ketujuh dalam total keragaman spesies di antara seluruh ordoorganismse.[2] Laba-laba dapat ditemukan di seluruh dunia di setiap benua kecuali di Antartika, dan telah bertahan lama di hampir semua habitat dengan perkecualian kolonisasi udara dan laut. Hingga Februari 2016, sedikitnya 45.800 spesies[3] dan 114 suku laba-laba telah dicatat oleh para taksonomis.[1] Tetapi, telah terjadi perpecahan di dalam komunitas ilmiah mengenai cara semua suku-suku tersebut diklasifikasikan karena sejak tahun 1900 telah ada lebih dari 20 klasifikasi berbeda telah diusulkan. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera—yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat—dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.



SIMPULAN
Kesimplan ari hasil da pembahasan yang kami dapat yaitu.
1. Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).
2. Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek.
3. Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuhempat pasang kaki, tak bersayap, dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengkingketonggengtungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
  2. Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
  3. Slamet Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI.  Indralaya
  4. Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.   
  5. Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: sinar Wijaya.
  6. Jasin, Maskoeri. 1987.Sistematik Hewan (Invertebrata dan Avertebrata). Surabaya :     Sinar Wijaya.
  7. Kimball, John W. 1992. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
  8. Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum Pengamatan Hewan Vertebrata (Aves)

Laporan Praktikum Pengamatan Taksonomi Hewan