Praktikum Pengamatan Hewan Vertebrata (Aves)
Praktikum
Pengamatan Hewan Vertebrata (Aves)
Nadya Ledi Saputri
Tadris Biologi, FTIK IAIN
Jember
NIM: T20158014
ABSTRAK
Praktikum kali ini beertujuan untuk
mengamati dan mengetahui morfologi serta jenis bulu dari aves, pada praktikum
yang kami laksanakan ini kami menggunakan hewan burung pipit dan lbulu dari
ayam. Metode praktikum kali ini adalah pengamatan dan analisis. Awal muka kami
mengamati burung pipit yang telah kami bawa sebagai bahan pengamatan, kami
amati bentuk tubuh, ekor, sayap, paruh dan lainnya. Setelah kami amati kami
dokumentasikan bagian-bagian tubuh dari burung pipit tersebut setelah itu kami
mulai menggambar tubuh keseluruhan burung pipit pada kertas laporan sementara.
Kemudia kami memberi keterangan pada bagian-bagian yang telah kami gambar.
Setelah itu kami mencari klasifikasi dari burung pipit tersebut melalui sumber
belajar yang ada. Metode yang sama kami gunakan juga ketika pengamatan bulu
dari ayam, setelah kami gambar bulu dari ayam tersebut kami mulai memberi
keterangan pada bagian bulu tersebut dan mencari tau tipe bulu dari ayam dengan
sumber yang ada. Praktikum yang kami lakukan bertepatan pada tanggal dan
bertempat di laboratorium IAIN Jember.
Kata kunci: aves /
bulu / praktikum
.
PENDAHULUAN
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata
yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh
membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk
berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh,
punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah
tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan
bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan
ternak, hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat
dimanfaatkan contohnya baju, hiasan dinding, dan lainnya.
Aves memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: adanya bulu yang menutupi tubhnya, anggota gerak depan
sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak belakang
teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat
sisik, rahang bawah tidak mempunyai gigi, mulut termodifikasi
menjadi paruh, jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai kantong
udara atau kantong yang berperan dalam membantu sistem pernapasan
terutama pada saat terbang, berkembang biak dengan bertelur. Ada beberapa
cara yang dilakukan untuk mengenali kelas aves ini di antaranya yaitu
menentukan ukuran dapat dilakukn dengan membandingkan ukuran burung yang telah
dikenal umumya, bentuk burung tersebut gemuk, langsing, sayap pendek
dan membulat atau panjang dan meruncing, dan cara yang tidak kalah
pentingnya dalam mengidentifikasi burung adalah dengan mengenali
suaranya.
Anggota kelas aves memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, sehingga hewan ini mampu
bertahan dan berkembang biak pada suatu tempat. Struktur dan fisiologi burung
diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling
utama di antara semuanya adalah sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan
burung untuk terbang jauh mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin
saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu hewan ini lolos
dari pemangsanya.
Kelas aves memiliki kemajuan bila
dibandingkan dengan kelas-kelas yang mendahuluinya dalam hal: Tubuh mempunyai
penutup yang bersifat isolasi. Darah vena dan arteri terpisah secara sempurna
dalam sirkulasi pada jantung. Pengaturan suhu tubuh. Rata-rata metabolisme aves
tinggi. Mempunyai kemampuan untuk terbang. Suaranya berkembang dengan baik.
Menjaga anaknya dengan baik dan cara khusus. Bulu adalah ciri khas kelas aves
yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi
oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil
dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke
dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk
bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya.
Burung merupakan tentrapoda yang
cepat dikenal, karena anggota kelas ini karakter- karakternya paling homogeny
dibanding kelas- kelas lain. Tak ada satupun binatang yang memiliki bulu,
selain golongan Aves. Oleh sebab itu, tak dapat di pungkiri dengan adanya tubuh
yang ditutupi oleh bulu dan memiliki kemampuan terbang, burung bisa menempati
berbagai habitat bahkan melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat yang
sangat jauh. Keindahan bulu burung, suaranya yang merdu, perilaku- perilaku
menarik lainnya, bahkan dagingnya yang banyak di konsumsi merupakan alasan lain
golongan burung mudah dikenal dalam kehidupan manusia.
Burung berkembang biak dengan
bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena
berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong,
menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai
yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung
ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas
bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan
reptile.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat
sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang
bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau
sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang
diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang
membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar
alias tempua, rangkong, walet, dan namdur. Anak-anak burung yang baru menetas
umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh
induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu
hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa
segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu
terbang.
Jenis-jenis burung umumnya memiliki
ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan
memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis
tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam
tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat
pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si
betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan
hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan
dibuang atau ditinggalkannya.
METODE PENELITIAN
Praktikum ini di lakukan pada
tanggal 24 Mei 2018 hari kamis bertempatan di laboratorium IAIN Jember. Adapun alat
dan bahan yang kami gunakan adalah alat tulis, kertas laopran sementara,
penggaris sedangkan bahannya adalah bulu dari ayam dan satu ekor burung pipit. Pertama-tama
yang kami lakukan ialah mengamati urung pipit tersebut kemudian setelah itu
kami mulai mengukur panjang sayap, ekor dan tubuh dari burung pipit tersebut. Kemudia
kami dokumentasikan, setelah itu lalu kami mulai menggambar apa yang kami amati
dari burung pipit tersebut. Setelah itu kami beri keterangan pada gambar dan
mulai mencari klasifikasi dari burung pipit tersebut menggunakan sumber yang
ada. Kemudian kami amati bulu ayam dan kami gambar pada kertas laoporan
sementara, sama hal nya dengan pengamatan yang pertama, pengamatan bulu ayam
inipun kami beri keterangan dan mencari tipe bulu dari bulu ayam tersebut.
HASIL
- Burung
Pipit
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo :
Passetivarmes
Famili :
Istrilclidae
Genus :
Lonchura
Spesies :
Loncula punchtulata
Morfologi
burung pipit :
·
Tipe paruh = seed clocker
·
Kepala = p = 3 cm, L = 1 cm
·
Paruh, P = 2 cm, L = 0,5 cm
·
Sayap, P = 9 cm, L = 4 cm
·
Ekor, P = 4 cm, L = 1 cm
·
Warna bulu coklat tua gradasi coklat muda.
- Bulu
Ayam
PEMBAHASAN
Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil
pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia.
Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga
yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari
suku Passeridae yang lebih luas. Sebelumnya, kelompok
burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran,
Ploceidae.
Jenis-jenis
pipit (termasuk bondol dan gelatik)
senang berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam
gerombolan yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan
yang serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil
dimiliki oleh Nesocharis
shelleyi yang panjang
tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci),
meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda
troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling
besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora), yang panjang
tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.
Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim
dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika.
Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin
di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir,
putih, yang disimpan dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.
Plumae,
Bulu yang sempurna memiliki susunan yaitu :
- Shaft (tangkai), yaitu poros
utama bulu.
- Calamus, yaitu tangkai pangkal
bulu.
- Rachis, yaitu lanjutan calamus
yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis
dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
- Vexillum, yaitu bendera yang
tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
SIMPULAN
Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil
pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia.
Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga
yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari
suku Passeridae yang lebih luas.
Sedangkan tipe bulu yang kami amati ialah plumae.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, D.M. 1990. Zoologi Dasar.
Erlangga. Jakarta.
Buffalo, N.P.1968. Animal and Plant Diversity.
Prentice-Hall. Eglewoo Cliffs: New Jersey
Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid
I. Armico. Bandung.
Iskandar, J. 1989. Jenis Burung yang Umum di
Indonesia. Djambatan : Jakarta
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk
Perguruan Tinggi. Sinat Jaya : Surabaya
Kimball, J, W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid
3. Erlangga. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar