Pengamatan Phylum Plathyhelmintes, Nematoda dan Annelida
Nadya Ledi Saputri
Tadris Biologi, FTIK IAIN
Jember
NIM: T20158014
ABSTRAK
Praktikum yang kami
lakukan pengamatan spesies dari filum Plathyhelmintes, nematode dan anelida.
Adapun hewan yang di telitinya adalah cacing hati yang di ambil pada hati sapi,
cacing pita yang di ambil dari usus sapi, dan lintah yang di beli dari tempat
budi daya lintah. Adapun tujuan dari praktikum ini ialah mengetahui klasifikasi
serta morfologi spesies dari masing-masing filum. Hasil yang kami dapat dari
praktikum ini adalah cacing hati yang masuk dalam filum platyhelmintes di
ketahui memiliki bentuk pipih, berwarna cream, panjang 20-30mm dan lebar 13mm.
kemuadian cacing pita dari filum nematode berbentuk bulat panjang, berdiameter
5 mm, dan berwarna cream. Sedangkan lintah spesies dari filum annelida tubuhnya
di selubungi oleh lapisan kutikula, bentuknya memipih namun sedikit membulat
hidup di air tawar maupun di darat. Alat yang kami gunakan untuk pengamatan ini
adalah pinset,kaca lup,wadah objek,alat tulis dan lainnya.
Kata kunci: plathyhelmintes/nematoda/annelida/klasifikasi dan morfologi

.
PENDAHULUAN
Penelitian kali ini tentang pengamatan spesies dari
filum plathyhelmintes, nematode dan annelida. Adapun hewan yang kapi gunkan
pada praktikum ini adalah cacing hati, cacing pita, dan lintah. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui klasifikasi serta morfologi dari spesies dari
masing-masing filum. Adapun pembahasan yang sudah saya dapatkan dari berbagai
referensi sebagai berikut.
Platyhelminthes adalah cacing
daun yang umumnya bertubuh pipih. Beberapa ahli menganggap Nemertia,
yaitu satu kelas yang tergabung dalam Platyhelminthes sebagai filum tersendiri
yaitu Nemertia. Cacing daun bersifat triploblastik, tetapi tidak
berselom. Ruang digesti berupa ruang gastrovaskular yang tidak lengkap. Cacing
pita tidak mempunyai saluran digesti. Walaupun hewan-hewan itu bersifat simetri
bilateral, namun mereka mempunyai sistem ekstretorius, saraf, dan reproduksi
yang sempurna.
Platyhelminthes dapat dibagi atas beberapa kelas yaitu
kelas Tubellari, contoh organisme dari kelas ini adalah
cacing-cacing Planaria yang hidup di air tawar,Bipalium dan Geoplana yang
hidup pada tanah, berikutnya kelas Trematoda yang merupakan
hewan yang parasit, tidak mempunyai mata kecuali pada larvanya, tidak bercilia
kecuali pada larvanya, mempunyai kutikula mulut disebelah anterior, faring
tidak berotot, tidak ada anus usus berbentuk garpu, mempunyai pengisap,
hermaprodit, mempunyai kelenjar kuning contohnya Fasiola hepatica.
Nemathelminthes merupakan kelompok hewan cacing yang
memiliki tubuh bulat panjang dengan ujung yang runcing. Secara bahasa, Kata
Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu “Nema” yang artinya benang,
dan “helmintes” yang artinya cacing. Nemathelminthes sudah memiliki rongga pada
tubuhnya walaupun rongga tersebut bukan rongga tubuh sejati. Rongga tubuh pada
Nemathelminthes disebut pseudoaselomata. Cacing ini memiliki tubuh meruncing
pada kedua ujung sehingga disebut cacing gilig. Ukuran tubuh Nemathelminthes
umumnya miksroskopis, namun adajuga yang mencapai ukuran 1 m. Cacing
Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia, hewan, atau
tumbuhan, namun adapula yang hidup bebas. Ukuran dari cacing betina lebih besar
dari cacing jantan (Kadarsan,2005).
Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan
luar tubuhnya licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh
enzim inangnya. Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yaitu
lapisan luar (Ektodermis), lapisan tengah (Mesoderm), dan lapisan dalam
(Endoderm). Kulit hewan ini tidak berwarna dan licin (Kadarsan,2005).
Gambar
Struktur Tubuh Nemathelminthes
Nemathelminthes telah memiliki organ saluran pencernaan
yang lengkap, yaitu mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung
depan dan anus terdapat pada ujung belakang. Setelah makanan dicerna, sari
makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada rongga
tubuhnya. Tubuhnya belum memiliki sistem pembuluh darah, sehingga tidak
memiliki sistem respirasi, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi
melalui proses difusi, yaitu perpindahan zat dari tempat konsentrasi tinggi ke
tempat konsentrasi rendah. ciri-ciri nemathelminthes yaitu:
- Merupakan
cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung tubuh
yang runcing
- Memiliki
tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm),
tengan (mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm).
- Tubuhnya
memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga rongga ini
disebut Pseudoaselomata.
- Kulitnya
halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi
melindunginya dari enzim pencernaan inang.
- Sistem
pencernaannya sudah lengkap
- Belum
memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). Sistem saraf
merupakan saraf cincin.
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing
gelang, adlah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan
platyhelminthes dan nematelminthes, annelida merupakan hewan triploblastik yang
sudah memilki rongga tubuh sejati ( hewan selomata), nama annelida merupakan
heawan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Annelida berarti “cacing kecil” dan tubuh bersegmen yang mirip
dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum
Annelida. Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya
berkisar antara kurang dari 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah Australia.
Anggota filum Annelida hidup di laut, sebagian besar habitat air tawar, dan
tanah lembab. Kita dapat menjelaskan anatomi filum Annelida menggunakan anggota
filum yang terkenal, yaitu cacing tanah. Selom cacing tanah terpartisi oleh
septa, tetapi saluran pencernaan, pembuluh darah longitudinal, dan tali saraf
menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama
memiliki cabang bersegmen).
Hirudinea merupakan kelas annelida yang memuliki kurang lebih
500 spesies. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen
tubuhnya. Panjang hirudinea bervariasi dari 1-30 cm. tubuhnya pipih dengan
ujung anterior dan posterior yang meuncing. Pada anterior dan posterior
terdapat alat peghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian
besar hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukkaan tubuh
inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia .Hirudinea parasit
hidup dengan menghisap darah inangnya, sedangkan hirudinea bebas hidup dengan
memangsa invertebrate kecil seperti siput.
METODE PENELITIAN
Praktikum ini di lakukan
pada hari senin tanggal 26 bulan maret 2018, praktikum ini di lakukan di
laboratorium IAIN Jember. Adapun alat dan bahan yang kami gunakan yaitu alat:
kaca lup, pinset, wadah objek, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang kami
gunakan yaitu satu ekor cacing hati yang kami dapat dari hati sapi, satu ekor
cacing pita yang kami dapat dari usus sapid an satu ekor lintah yang ami beli
dari tempat budi daya lintah.
Mula-mula kami
menaruh objek di atas wadah objek, kemudian kami amati tampilan fisik nya menggunakan
kaca lup setelah itu kami mencatat apa saja yang kami lihat dari pengamatan
tersebut, setelah itu kami menggambar nya dan memberikan keterangan sesuai
dengan yang kami liat pada saat pengamatan. Setelah mencatat dan menggambar
kami mencari tau klasifikasi dari masing-masing spesies menggunakan sumber yang
ada seperti buku ataupun jurnal. Setelah itu klasifikasi yang telah kami
ketahui di catat di lembar laporan sementara.
HASIL
Dari penelitian
kali ini kami mendapatkan hasil antara lain:
1.
Phylum Plathyhelmintes
Nama spesies : Cacing hati
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Plathyhelmintes
Class :
Trematoda
Ordo :
Echinostamida
Family :
Fasciolidae
Genus :
Fasciola
Spesies :
Fasciola Hepatica
Morfologi :
Brbentuk pipih, memiliki warna cream, bentuk simetri
bilateral, memiliki panjang 20-30 mm, dan memiliki lebar 8-13 mm. memiliki daur
hidup yang kompleks karena memiliki dua inang.
2.
Phylum Nematoda
Nama spesies : cacing pita/cacing gelang
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Nematoda
Class :
Chromodereo
Ordo :
Ascarida
Family :
Ascarididae
Genus :
Ascaris
Species :
Ascaris Lumbricoides
Morfologi :
Berbentuk bulat memanjang atau silindris, ujung
anterior tumpul sedang ujung posterior runcing, memiliki diameter 5 mm, memiliki
panjang 15 cm, berwarna cream, memiliki bentuk simetri radial, memiliki
kutikula dan memiliki bibir tipis pada bagian mulut.
3.
Phylum Annelida
Nama spesies : Lintah
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Annelida
Class :
Hrudinae
Ordo :
Arhynchobdellida
Family :
Hirudinidae
Genus :
Hirudo
Spesies :
Hirudo sp
Morfologi :
Memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, tubuhnya di
lindungi oleh kutikula, bersegmen 100, biasa hidup di habitat air tawar atau
daratan.
PEMBAHASAN
Morfologi cacing hati
jantan
berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing
jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya
(posterior).Pada cacing betina, sepertiga depan terdapat bagian yg disebut
cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Parasit ini
juga memiliki khas bercabang organ reproduksi. Hati Fasciola juga
memiliki pengisap oral yang digunakan untuk secara efektif jangkar parasit dalam
memotong empedu.
b. Anatomi
Cacing ini tidak mempunyai
anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit,
berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, Pada bagian depan
terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah
alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga
terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula
sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.
c. Habitat
Fasciola
hepatica
parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Fasciola hepatica yang
parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi,
atau manusia.
d. Daur
hidup
Adapun
daur hidup dariFasciola hepatica yaitu :
1. Cacing
dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba.
Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai
tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut
mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air
tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).
2. Di
dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam
tubuh siput selama + 2 minggu).
3. Sporokista
akan menjadi larva berikutnya yang disebut redia. Hal ini berlangsung secarapartenogenesis.
4. Redia
akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang
disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus
jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.
5. Di
luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama.
Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus
diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan
air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.
6. Apabila
rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya,
kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa
bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.
Cacing
Pita, Askariasis
adalah penyakit parasit yang disebabkan
oleh Nemathelminthes Ascaris
lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan
oleh makhluk parasit. Hospes atau inang dari Askariasis adalah manusia. Cacing
betina dewasa mempunyai bentuk tubuh posterior yang membulat (conical),
berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai ekor lurus tidak melengkung.
Cacing betina mempunyai panjang 22-35 dan memiliki lebar 3-66 mm. Sementara
cacing jantan dewasa mempunyai ukuran yang lebih kecil, dengan panjang 12-13 cm
dan lebarnya 2-4 mm, dengan warna yang sama dengan cacing betina, tetapi
memiliki ekor yang melengkung ke arah ventral. Kepalanya mempunyai tiga bibir
pada ujung anterior (bagian depan) dan mempunyai gigi-gigi kecil atau dentikel
pada pinggirnya, bibirnya dapat ditutup atau dipanjangkan untuk memasukkan
makanan.
Pada praktikum kali ini, praktikan
telah melakukan pengamatan pada lintah (Hirudomedicinalis). Pengamatn dilakukan
dengan memperatikan morfologi dan anatomi dari lintah tersebut. Hirudomedicinalis merupakan
salah satu contoh anggota filum Annelida dari kelas Hirudinae. Habitatnya yaitu
di air tawar, air laut, dan tanah yang lembab. Hirudomedicinalis berbentuk
pipih dan tidak memiliki setae pada tubuhnya, Pada morfologinya ditemukan
segmen – segmen yang berjumlah 89.Terjadi modifikasi segment membentuk alat
pengisap (batil pengisap). Di mana alat pengisapt ersebut terdapat pada kedua
ujung tubuh lintah, satu di ujung anterior terletak di sekitar mulut dan satu
lagi di ujung posterior. Batil pengisap ini berguna untuk melekatkan diri pada
permukaan tubuh hewan atau manusia, yang akan diisap darahnya. Mulutnya lebar,
dan mempunyai 3 buah rahang dari kitin yang tersusun dalam segitiga dan dapat
dijiulurkan. Tiap rahang ttertutup dengan sersi (gigi kecil seperti pada
gergaji). Lintah mempunyai zat anestetik (penghilang rasa sakit) yaitu
hirudinatauzat anti pembekuan darah yang digunakan lintah untuk dapa tmenghisap
darah mangsanya sebanayak mungkin.
System respirasi lintah
berlangsung di permukaa nkulit. Dalam tubuh lintah sama sepeti dalam tubuh pada
cacing tanah. Hanya saja dalam tubuh cacing tanah berisi banyak tanah ,namun
dalam tubuh lintah terdapat darah. Dalam tuubuh lintah juga terdapat
sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak langsung menghubungkan
pembuluh-pembuluh longitudinal berotot dengan rongga- rongga dalam selom.
System reproduksi dan perkembangbiakan lintah bersifat hermaprodit, dengan
beberapa pasang testis dan satu pasang ovarium. Embrio berkembang di dalam
coccoon.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan pada
pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1.
Larva tremtoda yang dapat kami amati
adalah Fasciola hepatica.
2. Fasicola hepatica pada cacing jantan
ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya
(posterior). Pada cacing betina, sepertiga depan terdapat bagian yg disebut
cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Parasit ini
juga memiliki khas bercabang organ reproduksi. Hati Fasciola
hepatica juga memiliki pengisap oral yang digunakan untuk secara
efektif jangkar parasit.
3. Cacing pita atau Ascaris Lumbricoides memiliki
bentuk badan bulan memanjang atau bahkan kebanyakan hewan ini memiliki tubuh
yang silindris
4. Lintah atau Hirudo, memiliki 100 segmen pada tubuhnya
di lapisi oleh kutikula.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi
Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2.
Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Soedarto, 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.Jakarta:
CV Agung Seto.
Kadarsan,S. 2005. Binatang Parasit. Bogor: Lembaga
Biologi Nasional-LIPI.
Susanti, Baiq Hanna. 2012. Zoologi Avertebrata.
Jakarta : UIN Press
Campbell, Neil.A. 2003. Biologi. Jakarta :
Erlangga
Komentar
Posting Komentar